Sejarah, Rumah Adat, Sistem Kepercayaan, Mata Pencaharian SUKU DONDO
 |
Melihat Sejarah, Rumah Adat, Sistem Kepercayaan, Mata Pencaharian SUKU DONDO |
Sejarah Suku Dondo
Suku Dondo dan suku Lauje adalah masyarakat asli yang mendiami wilayah kecamatan Dondo. Mereka biasa disebut sebagai "Ogo Ongga Onggasan" atau "Anggasan" yang artinya "bunyi air yang deras". Nama tersebut diambil karena di wilayah ini terdapat sebuah sungai yang membatasi pemukiman penduduk antara 2 dusun, yaitu dusun Kubir dan dusun Jongin. Dahulu sungai tersebut airnya sangat deras sehingga dari kejauhan terdengar gemuruh air dari sungai ini.
Rumah Adat dan tradisi pernikahan Suku Dondo
Rumah adat masyarakat Dondo berbentuk rumah panggung. Masyakarat Dondo melakukan upacara pernikahan sesuai dengan tradisi Muslim dan diatur oleh mediator. Ini "perantara" juga menegosiasikan harga mas kawin pengantin, jumlah yang tergantung pada status sosial gadis itu. Namun masyarakat Dondo lebih menyukai pernikahan antara sepupu. Mereka memperbolehkan poligami, namun dalam prakteknya praktek poligami jarang ditemui dalam masyarakat Dondo. Pasangan yang baru menikah biasanya tinggal bersama keluarganya sampai anak pertama lahir.
Sistem kepercayaan Suku Dondo
Mayoritas masyarakat Dondo memeluk agama Islam. Agama Islam masuk ke dalam kalangan masyarakat suku Dondo sejak abad 14. Dan semenjak itu segala bentuk kepercayaan aminimsme dan dinamismepun mulai ditinggalkan. Namun masih ada sebagian kecil saja yang masih mempraktekkan tradisi kepercayaan lama itu, terutama di daerah pegunungan yang hidup terasing.
Mata pencaharian Suku Dondo
Mata pencaharian suku Dondo sebagian besar pada bidang pertanian. Mereka menanam cengkeh, kopra (kelapa sawit menghasilkan daging kering) dan perkebunan sawit. Selain itu juga, mereka juga menanam padi, jagung, sagu dan mencari rotan. Profesi lainnya adalah pedagang, penebang kayu di hutan dan lainnya sebagai nelayan.
Posting Komentar untuk "Melihat Sejarah, Rumah Adat, Sistem Kepercayaan, Mata Pencaharian SUKU DONDO"