Konsep, Teknik, Tata Pentas Dan Prosedur Pementasan Teater
Konsep, Teknik, Tata Pentas Dan Prosedur Pementasan Teater
A. Konsep, Teknik, dan Prosedur Pementasan Teater
POKOK PEMBAHASAN :
1. Seperti Apakah dan Bagaimanakah Konsep-Teknik-Serta Prosedur Pementasan Teater? 2. Apa Itu Naskah Tata Pentas Teater? 3. Bagaimana dan Apa Yang Dimaksud Sutradara Tata Pentas Teater? 4. Bagaiman dan Apa Yang Dimaksud Tim Produksi Tata Pentas Teater? 5. Bagaimana dan Apa Yang Dimaksud Pemain atau Aktor/Aktris Tata Pentas Teater?
Pergelaran teater berhubungan dengan proses produksi pementasan. Secara sederhana proses produksi diartikan menata barang dan orang menuju pada sebuah pertunjukan yang estetik kepada sejumlah penonton. Secara umum proses produksi dikomandani olehpimpinan produksi, sedangkan sutradara menyiapkan aspek estetik seperti aktor, setting panggung, lighting, sound, kostum dan make up, agar aktor bisa menampilkan permainan terbaik di panggung. Pimpinan produksi menyiapkan perencanaan secara umum dan sutradara secara khusus menyiapkan aktor di panggung.
Menurut Beck (1988) partisipasi dalam produksi di antaranya (1) mendisain dan membangun rumah produksi untuk beberapa hari, pementasan (2) Menciptakan emosi melalui warna, suara, nyanyian, dan gerakan, (3) membaca sejumlah literatur drama, (4) “Membangun” kepribadian, (5) melukis untuk menghadirkan latar/tirai, (6) belajar menangani kelistrikan, (7) belajar pengucapan secara jelas, (8) belajar proyeksi suara, (9) belajar membuat poster, (10) belajar menjahit, (11) belajar membuat batas untuk makna dan emosi yang menyebabkan penonton menangis atau tertawa, (12) belajar memperhatikan dengan sabar selagi yang lain bekerja, dan (13) belajar melihat pengumuman tim produksi.
![]() |
KONSEP, TEKNIK, TATA PENTAS DAN PROSEDUR PEMENTASAN TEATER |
Singkat kata, Proses produksi melibatkan semua keahlian dalam berbagai bidang di panggung untuk memunculkan aspek estetik dalam pementasan. Proses produksi menyiapkan aspek audio, visual, dan audiovisual melengkapi pemeranan para aktor di panggung ke sejumlah penonton. Proses produksi melibatkan produser, sutradara, aktor, tim artistik, bagian keuangan, promosi/humas, dokumentasi, logistik, kesekretariatan, dan penerima tamu, pengemudi, yang bekerjasama untuk menghasilkan pertunjukan.
Setiap crew (Kelompok kerja/Tim) memiliki tugas-tugas khusus baik yang diberikan oleh sutradara maupun pimpinan produksi. Tugas tim artistik secara khusus membantu sutradara untuk menciptakan efek visual, auditif untuk memudahkan aktor melaksanakan pemeranan seperti pencahayaan, musik, setting panggung, kostum atau tatabusana, dan rias karakter tokoh. Semua tim produksi memiliki keahlian tertentu dalam mendukung pementasan.
B. Tata Pentas Teater
Ada beberapa aspek dalam pentas teater yaitu naskah, sutradara, tim produksi, aktor, dan tim Artistik. Dalam struktur tata pentas teater seperti yang disebutkan diatas yang tidak kalah penting adalah kehadiran pimpinan produksi dan supervisor. Pimpinan produksi bertugas mengarahkan jalannya produksi dan membiayai produksi dan supervisor bertugas mendampingi sutradara dalam teater pemula, atau teater amatir. Teater professional seorang sutradara memiliki kreativitas tinggi dan inovasi untuk menghadirkan pementasan tetaer tanpa atau dengan supervisor.
1. Naskah
Naskah drama, seperti juga naskah sastra para umumnya mengandung fakta cerita seperti tokoh, jalan cerita, latar (tempat kejadian, waktu, suasana, sosial, budaya), tema, dan sarana cerita seperti judul, atmosfer atau suasana, dan tekanan yang akan disampaikan. Namun, ketika naskah drama itu sudah dipentaskan oleh pekerja teater yaitu sutradara dan awak produksinya dan ditonton oleh sejumlah orang, maka karya tersebut sudah menjadi karya yang lain yaitu teater.
Terdapat dua hal dalam elemen naskah drama yaitu dialog dan petunjuk lakuan (stage direction). Dialog biasanya ditulis dengan huruf tegak dan petunjuk lakuan ditulis dengan huruf cetak (caplock) atau huruf miring. Contoh naskah drama Malam Jahanam, Karya Motinggo Busye.
MALAM JAHANAM
Soleman muncul di rumahnya. Ia tahu ke mana Utay pergi. Kemudian ia melihat sekeliling. Ia duduk-duduk di ambinnya dengan dengkul menutup mukanya, asap rokok mengepul dari balik dengkul itu. Kini matanya menatap ke pintu rumah Mat Kontan lama-lama sambil membetulkan sarung dan melingkari lehernya. Sebentar-sebentar kopiah usangnya dipuruk-puruknya, tetapi kemudian menoleh mendengar suara-suara di kejauhan. Suara-suara itu adalah suara Tukang Pijat, seorang buta yang sering melintas-lintas membawa kaleng susu berisi batu-batuan yang diguncang-guncangkannya. Baru kemudian ia muncul di samping Mat Kontan, tapi tak begitu jelas ia karena di sana agak kelam. Jalannya agak nerjingkat, seperti terhutyung-huyung.
TUKANG PIJAT
(Aneh dan spesifik sekali)
Jaaat—pi, Jaaat—pi…(berterusan, yang mengesalkan Soleman dengan suara kalengnya)
SOLEMAN
Hai! Sudah berapa kali dibilang! Jangan kelewat keras kalau lewat sini!
TUKANG PIJAT
He, kau Leman? Enggak lihat pertunjukan ambruk? (Menunjuk) SOLEMAN
Enggak, pergi sana!
Tukang pijat berjalan terus dengan suara spesifik anehnya itu, menghilang ia di dalam gelap. Soleman bernafas lega dan mengeluarkan sebatang pisang dari kantong. Tapi baru beberapa saat ia memasukkan sepotong pisang ke dalam mulutnya, tiba tiba muncul seseorang.
UTAI
(Sambil tertawa pendek yang terdengar menjelaskan) Man. Bagi, Man.
SOLEMAN
Ini satu lagi biang keladinya. Pergi sana!(dilemparkannya kulit pisang)
UTAI
(Memperhatikan dengan sedih kulit pisang yang dibuang) Kalau begitu, bagi rokoknya!
SOLEMAN
(Mengambil rokok kreteknya dan melemparkan sebatang) Pergi sana! Nanti kusepak kau!
UTAI
(Setelah memungut rokok)
Terima kasih, Pak (ia pun menghilang)
Paijah Muncul di pintu rumahnya.
PAIJAH
Ada apa Man?
SOLEMAN
Jahanam betul mereka!
Paijah duduk di ambinnya.
Soleman memandangi Paijah saja, tetapi Paijah menghindari pandangan itu dengan melihat ke arah kekelaman.
Dasar utama sebuah naskah adalah konfliks, baik konfliks fisik maupun psikis. Persoalan konnfliks fisik selalu diawali oleh konfliks batin. Dalam naskah Malam Jahanam tersebut, tampak konfliks yang dialami Soleman yang tidak suka dengan suara atau bunyi –bunyi aneh yang dilakukan tukang pijat dan kehadiran Utai dan kedatangan Paijah yang menimbulkan gairah, tetapi Paijah tidak memperhatikannya.
Naskah Drama 9 Oktober 1740 Drama Sejarah karya Remy Sylado
Berikut adalah Naskah Drama “9 Oktober 1740 Drama Sejarah” karya Remy Sylado
Babak Satu Batavia ADRIAN VALCKENIER menuruni anaktangga-anaktangga gedung Stadhuis menemui Wouter Ruyter yang berdiri di bawah dekat pohon palem batang merah. Bulan purnama mulai tampak di langit, tidak bulat, sebab terhalang awan kelabu yang bergerak pelan ke arah barat-laut, dan sosok keduanya tampak samar
Sambil menatap tajam dengan matanya yang bulat, nyaris seperti mata burung hantu, dan mengelus-elus dagunya yang tersusun dua lipatan dengan lehernya, pertanda dia bukan orang kurus, Adrian Valckenier berkata ragu-ragu kepada Wouter Ruyter: ”Anda yakin di depan Stadhuisplein sana bisa ditangkap itu putra De Wit dan putri Cina?
Jangan dulu cepat-cepat menjawab pertanyaan. Anda tahu, dengan menangkap keduanya aku ingin sambil menyelam meminum air.
Ya, aku mau tahu jaringan gerakan Cina yang akan berontak melawan kekuasaan Belanda, lantas menghantam mereka sampai tuntas sekaligus menghajar De Wit biar kapok.”
Dan Wouter Ruyter bermegah diri dengan sikap berbelit, menjawab dengan kata-kata yang paling disukainya, kata-kata yang menjadi ciri perangainya, menganut laba dengan sikut. Katanya:
”Ya, sumpah, walaupun langit runtuh.
Percayalah, demi Anda, Tuan Gubernur Jendral, takkan meleset rencana yang sudah tersusun.
Sahabat kental Hein de Wit: Karel Dijkstra sudah menjamin kepadaku demi keuntungannya bahwa jam sepuluh nanti mereka bertemu di situ.”
Tugas Latihan
Perhatikan sekali lagi kedua contoh naskah drama di atas, yakni masing-masing berjudul: (1) “Malam Jahanam” karya Motinggo Busye dan (2) Naskah drama “9 Oktober 1740” Drama Sejarah karya Remy Sylado. Dari kedua contoh bentuk naskah drama tersebut, tentukan dan kemukakan hal-hal berikut:
a. persamaan unsur yang terdapat pada kedua naskah drama tersebut;
b. perbedaan unsur yang terdapat pada kedua naskah drama tersebut;
c. aspek-aspek lain yang bisa diperbandingkan antar keduanya;
d. menurut anda, dari kedua naskah drama tersebut, manakah naskah drama yang terbaik? Berikan alasannya. Catatan: setiap kelompok maksimal terdiri atas 4 Orang
2. Sutradara
Seorang sutradara adalah orang yang cerdas yang mampu merencanakan, mengkoordinir, melatih berbagai unsur pemeranan dan artistik dan memiliki imajinasi dan kreativitas tinggi dalam menghasilkan pementasan yang teatrik. Tugas sutradara, di antaranya adalah seperi berikut ini.
a. Memilih naskah,
disesuaikan dengan durasi pementasan, kondisi pemain (tingkat intelektual, psikologis, sosial) jumlah pemain atau aktor, proporsi, dan kemungkinan tim artistik yang membantunya.
b. Menentukan pemeran (casting),
yang didasarkan pada tingkat intelektual aktor dalam menghafal naskah, improvisasi, kreativitas, dan imajinasi atas peran yang dimainkan. Pemeran utama adalah aktor yang cerdas, mampu menghafal dialog panjang, memiliki imajinasi dan kreativitas yang tinggi. Sedangkan aktor pembantu adalah mereka yang tidak terlalu panjang menghafal dialog dan kehadiran di panggung tidak terlalu lama.
c. Melatih pemain/aktor sejak membaca naskah,
blocking dan pengadeganan, merencanakan gladi kotor, gladibersih, dan pentas. Pelatihan aktor pemula dilakukan dengan melatih tubuh, suara, gerak, improvisasi, kreativitas dan imajinasi. Aktor juga diajar kemampuan intelektualnya dan mengembangkan motor imajinasinya dengan mengoptimalkan suara, pendengaran, gerak, dan imajinyasi. Latihan-latihan olah tubuh mulai dari kepala sampai ujung kaki untuk menguatkan dan melenturkan otot. Latihan-latihan retorika dengan melatih volume, nada, ritme, dan vibrasi suara. Melatih imajinasi dengan melakukan monolog, dialog dan spontanitas. Melatih kreativitas baik dalam hal suara, gerak estetis baik secara pribadi dan berkelompok. Sutradara dapat menghadirkan setiap latihan yang kreatif dan tidak monoton agar setiap latihan ada sesuatu yang baru diperoleh dari sutradara.
Sutradara dapat mencari asisten atau supervisor jika jumlah aktor yang dilatih melebihi kapasitas dan memerlukan kolaborasi dan koreografi melibatkan banyak aktor.
11. Pembahasan Terkait Dengan Materi Yang Sedang Anda Baca Saat Ini Tentang DRAMA TEORI DAN PRAKTIK PEMENTASAN1. Unsur Pembeda Naskah, Struktur Drama Dan Konflik Kehidupan
d. Menentukan tim artistik dan tim teknis,
seperti tim artistik panggung, lighting, musik, tatarias wajah, kostum, dan lain-lain.
e. Bekerjasama dengan pihak lain (biasanya stakeholders seni)
untuk membicarakan faktor teknis bekait dengan masalah artistik. Misalnya berapa watt yang diperlukan untuk menghasilkan panatacahayaan panggung dengan luas sekian meter, berapa kekuatan soundsistemnya, dan berapa jumlah kamera dan mega pixel kamera yang digunakan untuk merekam pentas drama dengan durasi 90 menit, dan bagaimana editnya. Biasanya sutradara memiliki pengalaman itu.
Perlatihan:
Carilah sebuah naskah, sesuai tema pementasan, misalnya hari ibu, hari bapak, hari pendidikan, hari pahlawan, hari kasih sayang, hari buruh, hari agama, hari kesetiakawanan sosial, dll. Buatlah analisis mementasan, dengan menentukan naskah, menentukan aktor, dan rencana kegiatan pelatihan aktor. Seolah-olah anda akan menyiapkan diri menjadi sutradara pementasan drama kecil dengan durasi 30 menit.
3. Tim Produksi
Tim produksi adalah orang yang ditugasi mengurus permasalahan dalam produksi pementasan drama. Tim Produksi akan berbeda-beda antara sutradara yang satu dengan sutradara yang lain, ukuran atau besar-kecilnya pementasan, tuntutan naskah, dan besar-kecilnya pendukung pementasan seperti sponsorship, dan sarana yang tersedia. Tim produksi untuk teater di sekolah tentu berbeda dengan teater kampus dan teater profesional.
Pada umunya tim produksi terdiri dari (1) Pimpinan Produksi, (2) Sutradara, (3) Sekretaris, (3) bendara, (4) tim sponsorship dan bussiness(5) Seksi Publikasi, humas, dan dokumentasi, (6) logistik, dan (7) pembantu umum, disertai standar prosedur kerja. Walaupun tugas sutradara adalah melatih aktor dan mengkoordinir tim artistik dalam pementasan, ia dilibatkan dalam Tim produksi supaya ada koordinasi dengan Tim Produksi khususnya dalam evaluasi proses perlatihan dan akhir pementasan.
4. Pemain atau Aktor/Aktris
Pemain atau aktor adalah penentu keberhasilan sebuah pementasan. Mereka yang tampil langsung saat pementasan dan berhadapan langsung dengan penonton. Jika mereka bermain bagus akan mendapat penghargaan, namun jika bermain buruk akan mendapat cercaan. Ciri-ciri aktor dapat bermain bagus, bila penonton merasa betah atau antusias untuk mengikuti pementasan sampai akhir pertunjukian. Sebaiknya, jika aktor bermain buruk dan tidak mampu menyajikan kreativitas, imajinasi, dan inovasi dalam pementasan akan ditinggalkan penonton.
Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel ini "Konsep, Teknik, Tata Pentas Dan Prosedur Pementasan Teater". Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi semuanya.
Posting Komentar untuk "Konsep, Teknik, Tata Pentas Dan Prosedur Pementasan Teater"