Mengenal Artistik, Panggung - Pentas, Dekorasi, Tata Lampu (Lighting), Tata Suara, Tata Busana dan Rias Wajah
POKOK PEMBAHASAN : 1. Apa Arti dan Maksud Panggung/pentas Dalam Artistik 2. Arti
dan Maksud Setting atau dekorasi Dalam Artistik 3. Arti dan Maksud Tatalampu
(lighting) Dalam Artistik 4. Arti dan Maksud Tatasuara Dalam Artistik 5. Arti
dan Maksud Kostum atau tatabusana Dalam Artistik 6. Arti dan Maksud Tata Rias
Wajah Dalam Artistik 7. Arti dan Maksud Panggung/pentas Dalam Artistik
Artistik
berkait dengan kehdiran keindahan aspek visual dan auditif dalam sebuah
pertunjukan. Tim artistik adalah orang-orang yang membantu sutradara dalam
mengurus (1) panggung atau pentas (stage), (2) setting atau dekorasi, (3) tata
lampu/sinar lighting (4) tatasuara/sound effect, (5) kostum (kostum), dan
tatarias wajah (make up).
![]() |
Mengenal Artistik, Panggung/Pentas, Dekorasi, Tata Lampu (Lighting), Tata Suara, Tata Busana dan Rias Wajah |
A. Panggung / Pentas
Panggung adalah tempat pementasan drama berlangsung. Ada tiga jenis panggung dalam pentas drama.
Panggung Proskenium atau panggung konvensional, yaitu bentuk panggung yang
menggunakan batas depan. Panggung lebih tinggi dan jarak antara pemain dan
penonton dibatasi. Contoh bangunan gedung teater ada panggung dan tempat
penontonnya. Semua gedung pertunjukan biasanya berbentuk proskenium. Selain
untuk pentas teater,gedung proskenium biasanya juga digunkan untuk pentas tari
dan musik. Dalam panggung proskenium ada bagian wing di bagian kiri dan kanan
panggung. Pada bagian belakang panggung terdapat lorong untuk jalan pemain
sebelum mereka masuk dalam panggung.
Panggung teater arena yaitu tidak berbentuk panggung, tetapi sejajar dan dekat
dengan penonton. Pentas arena dapat berbentuk U, L, O, segitiga, segi empat
dan disesuaikan dengan keinginan sutradara. Dalam panggung ini menuntut aktor
bermain profesional dan kuat, bahkan mampu berimproviasasi. Jika melakukan
kesalahan dalam dialog dan lakuan, dalam teater arena tidak ada pembisik.
Jarak antara pemain dan penonton sangat dekat, bahkan bisa berkomunikasi.
Panggung
terbuka yaitu pentas di udara terbuka atau di luar gedung. Pentas ini menarik
karena memiliki latar alami seperti candi (misalnya untuk pentas Sendratari
Ramayana di Candi Prambanan), di bawah pohon, di bagian pelataran monumen,
dll.
Risiko dalam menggunakan bentuk panggung ini adalah cuaca.
Jika hujan pentas tidak bisa dilaksanakan. Namun, jika pentas tetap
dilaksanakan dalam cuaca hujan maka harus ada tempat berteduh untuk pemain dan
para penonton.
B. Setting atau dekorasi
Setting atau dekorasi adalah pemandangan latar belakang (background) tempat
pementasan. Background dapat berupa sebuah gerbong kereta api, jembatan, rumah
bordil, jalan raya, pos gardu ronda, kamar periksa di rumah sakit, kantor
polisi, café, penjara, dsb.
Dekorasi adalah semua perabot
rumah/kantor/tempat lain berupa perabot rumah, lukisan dan segala anasir benda
dan suasana yang memberikan makna latar cerita. Setting juga tidak mesti harus
berwujud perabotan rumah tetapi juga bisa berupa level (kayu berundak) yang
disusun secara estetis.
Setting juga bisa berupa siluet dan cahaya.
Jika pentas dilakukan di gedung pertunjukan maka dinding gedung adalah
dekorasi. Jika pentas dimainkan di arena, maka candi, pohon, monument adalah
dekorasi.
Dekorasi diklasifikasi dari struktur setting, lokasi
visualisasi, dan watak desainnya. Dari struktur setting terdapat (a) drop dan
wings, dekorasi digantung di pentas belakang (drop), sementara di sisi kiri
dan kanan sayap terbuka untuk keluar masuk aktor (wing). (b) Box : sisi kiri
dan kanan pentas tertutup dinding sehingga aktor keluar masuk melalui pintu
khusus.
Ditinjau dari lokasi visualisasinya terdapat dekorasi
interior yaitu dekorasi yang menggambarkan keadaan ruang tertutup dan dekorasi
eksterior dekorasi yang menggambarkan di luar ruangan. Dalam teater tertentu,
sebelum masuk panggung tertutup penonton sudah disuguhi dekorasi eksterior
seperti foto, bau-bauan, misalnya kemenyan, wewangian, lentera, dll untuk
mengantar ke gedung pertunjukan. Eksterior di luar gedung bisa memberi kesan
magis, romantik, historis, dsb.
Ditinjau dari watak desain terdapat
dekorasi naturalis yang meniru imitasi alam. Misalnya rumah di desa, bangunan
mall, kamar di rumah sakit, sudut penjara, terali penjara, dst. Dekorasi
impresionis yang me lukiskan hal-hal yang berkarakter, untuk mewakili
keseluruhan naskah.
Misalnya dalam Drama Kode-Kode Davinci (Saduran
Novel Daninci Code) dekorasi berupa sebuah ruang Gereja dengan penanda salib
bercahaya dan ada patung dan suster sedang bedoa dengan kostum suster biara.
Dekorasi simbolisme, melukiskan dekorasi dengan berbagi symbol. Mi salnya
dalam Naskah Sidang Para Setan Karya Joko Umbaran, simbol ke rajaan setan yang
takut menjadi manusia disimbolkan dengan tempat yang tinggi bercahaya
kemerahan dengan singgaraja penghulu setan.
C. Tata lampu (lighting)
Lampu/sinar dalam sebuah pertunjukan tidak hanya berfungsi menerangi tetapi
memiliki fungsi khusus.
Menerangi aktor sehingga terlihat jelas karakter
fisik, psikiis, dan sosial jelas terlihat oleh penonton,
Memberikan efek
alami seperti jam, musim, cuaca dan suasana. Warna lampu hijau cerah
menandakan pagi, warna kemerahan menandakan sore. Memberikan atmosfer sesuai
dengan tuntutan naskah.
Memberikan efek dekorasi untuk lebih berwarna dan
hidup.
Tatacahaya juga dapat digunakan untuk menghadirkan siluet, bayangan, bahkan
dapat mengarah pada fokus-fokus di panggung. Tatacahaya juga dapat untuk
menggambarkan tempat dan suasana. Misalnya: suasana café dengan lampu bergerak
berwarna-warni diiringi suara hingar bingar musik.
Suasana masjid
pada saat subuh di pagi hari, pasti redup bertemaram menggambarkan ketenangan
untuk menghadap Tuhan. Demikian pula suasana Pura, Vihara, dan Gereja, cahaya
yang dihasilkan menghasilkan efek kekhusukan.
Terdapat beberapa
jenis lampu yang digunakan dalam pementasan yaitu (1) strip light, lambu
berderet. Lampu disusun dalam kotak khusus yang mampu memancarkan sinar dengan
terarah. Biasanya diletakkan di lantai (footlight) dan di depan pentas
(borderlight), (2) Spotlight, lampu dengan sinar yang kuat dan berguna untuk
memberikan sinar atau cahaya pada bidang tertentu. Sinar dipantulkan pada
titik reflector untuk kemudian dipancarkan melalui lensa ke titik sasaran, (3)
Floodlight, lampu dengan sinar kuat diletakkan di tempat keluar masuk aktor,
drop digantungkan di atas pentas untuk menerangi aktor.
D. Tata Suara
Tatasuara meliputi banyak kualifikasi spek yaitu akustik ruangan, micropone
dialog, efek bunyi, dan musik. Pada dasarnya tatasuara dalam pementasan dapat
dibagi tatasuara yang dihasilkan oleh alat elektronik dan tatasuara yang
dihadilkan secara otentik yaitu dari mulut. Berbagai efek bunyi dapat
dihasilkan melalui media elektronik seperti keyboard, untuk menghasilkan bunyi
desir angin, gemercik air, kicau burung, gelegar badai, lolongan anjing,
dst.
Namun pekerja artistik kreatif dapat menghadirkan suara atau
efek bunyi yang sederhana seperti suara langkah sepatu, pintu berderit,
tembakan dengan meletuskan balon atau petasan, detik jam dengan memukul gelas,
dst. Selain efek bunyi, musik dapat digunakan sebagai ilustrasi yang
memperindah pementasan. Misalnya musik-musik ceria menandakan kesenangan dan
keberceriaan, musik-musik sendu mendandakan kepedihan, dst.
Beberapa fungsi musik dalam pementasan teater di antaranya
untuk menegaskan dialog tokoh, pada dialog cinta memerlukan ilustrasi musik
romantik, berbeda dengan ilustrasi musik untuk mendukung dialog kemarahan.
musik
berfungsi untuk membantu adegan yang sedang berlangsung, misalnya suasana
tegang perlu musik yang bisa menunjang unsur mendebarkan,
memberikan efek
keterkejutan (shock) menegaskan adanya peristiwa penting. Misalnya sebuah
kematian atau perpisahan dapat menghadirkan tembang (puisi jawa) yang
dilantunkan.
Sebagai contoh, Dalam naskah lakon Romeo dan Yuliet (versi Indonesia) dapat
menghadirkan Lagu Romi dan Yuli. Lagu- instrumen musik mampu menghadirkan
cerita lebih realis.
E. Kostum atau tatabusana
Kostum merupakan pakaian dan perlengkapan yang melekat pada tubuh aktor.
Kostum dapat membantu menghidupkan karakter tokoh. Sebelum berdialog pun
penonton dapat mengambarkan karakter dari kostum yang dipakai aktor. Kostum
dapat juga membantu gerak aktor. Aktor dapat melakukan stage bussisness
(gerak-gerak kecil) di panggung memanfaatkan kostum.
Bagian-bagian kostum dapat dibedakan :
pakaian dasar, kostum yang kelihatan atau tidak kelihatan seperti korset,
stagen,
sepatu, sepatu sangat penting sebagai kostum karena mempengaruhi
cara bergerak dan cara berjalan. Sepatu boot, sepatu tumit tinggi, yang
dipakai wanita berbeda dengan sepatu kanvas.
pakaian tubuh pakaian yang
dilihat penonton berupa blus, rok, kemeja, celana, dipakai aktor sesuai warna,
watak dan usianya,
pakaian kepala perupa topi, mahkota, kopiah, gaya
rambut, sanggul, gelung, wig. Pakaian kepala harus seuai dengan kostum tubuh
dan rias wajah, dan
kostum pelengkap, yaitu kostum yang memberi efek yang
beum dicapai dalam kostum lain seperti jenggot, kumis, kaus tangan, ikat
pinggang, tas, kacamata, sapu tangan, pipa, tongkat, dsb. Fungsi kostum selain
memperkuat karakter juga membantu akting aktor untuk menumbuhkan atmosfer
sedih, gembira, cemburu, resah, gelisah, takut, dsb.
Pada dasarnya
kostum dapat dibedakan dalam kostum sehari hari dan kostum budaya. kostum
sehari-hari digunakan oleh para professional seperti pekerja kantor, guru,
ustadz, pastor, petani, buruh, pemulung, montir, hakim, jaksa, polisi,
tentara, direktur, dokter, preman, dsb. Kostum budaya digunakan oleh etnis dan
budaya tertentu seperti kostum Jawa, Minang, Batak China, Arab, Jepang, Korea,
Bali, Barat, Bugis, Sunda, Makasar, Papua, dsb.
Perlatihan:
Dalam memperingati hari nasional, rundingkan dengan pimpinan sekolah atau
perguruan tinggi untuk menggunakan kostum sehari-hari, kostum profesi, dan
kostum budaya. Dokumentasikan para pemakai kostume tersebut baik menggunakan
teknik foto ful body, close up, Big Close up, dan extreme big Close up. Pilih
beberapa foto terbaik dan pajang dalam pameran foto di kampus atau di
sekolah.
Carilah kostum yang sesuai dengan karakter tokoh dalam naskah.
Misalnya: Kostume Sampek dan Engtay dalam lakon berjudul Sampek dan engtay
karya Riantiarno. Carilah Naskah yang lain dan rencanakan kostumnya.
F. Tata Rias Wajah
Tatarias wajah mengunakan bahan kosmetika untuk menciptakan wajah aktor sesuai
dengan tuntutan naskah. Tatarias wajah harus memperhatikan lighting dan jarak
antara pentas dengan penonton.
Fungsi make up mengubah yang alamiah
menjadi berbudaya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat, mengatasi
efek lampu yang kuat, dan membuat wajah, kepala, dan tubuh sesuai peran yang
dikehendaki. Seorang Bos perusahaan haruslah orang yang tinggi, besar
berwibawa, perlente, dengan rias wajah yang bercahaya, berbeda dengan rias
wajah seorang montir di bengkel. Atau tukang ojek. Seorang germo di rumah
bordil menggunakan polesan wajah yang “menor” dibandingkan dengn seorang
sekretaris yang bekerja di perusahaan. Seorang wanita petani tentu berbeda
dengan dandanan dengan wanita panggilan kelas tinggi.
Beberapa langkah yang harus diketahui dalam tatarias wajah.
Rias dasar atau base.Tujuan base adalah melindungi kulit dan memudahkan
pelaksanaan make up dan menghapusnya. Bersihkan dulu wajah dengan milk
cleanser, kemudian segarkan dengan astrinjen. Setelah itu berilah bedak
fondasi sesuaikan dengan warna kulit.
Setelah selesai make up dasar
gunakan garis-garis untuk membuat jelas anatomi wajah seperti eyesliner,
eyeshadows, rouge. Tujuannya agar wajah lebih cerah dan menonjol lebih indah.
Misalnya hidung yang kurang mancung menjadi lebih mancung, wajah yang bulat
akan lebih oval dsb. Jika mengubah make up budaya tinggal merias bagian mata.
Untuk etnis Jepang, Tionghoa dan Korea pasti mata lebih sipit dipandingkan
dengan orang Asia Tenggara terlebih orang Eropa dan Amerika.
Harmonisasi
Antara sinar dan bayangan. Harmonisasi keduanya melahirkan aspek keindahan.
Hal
yang harus diperhatikan dalam make aup wajah adalah menggunakan alat-alat
kosmetika yang tidak membahayakan kesehatan wajah dan mudah dibersihkan dengan
susu pembersih.
Dalam merias wajah dibagi menjadi rias wajah
sehari-hari, dan merias dengan memberi karakter jahat, cantik, luka, seram,
tergores, tesayat, dsb. Misalnya merias wajah seram kuntilanak, hantu,
Dracula, merias suster “ngesot” merias tangan yang terluka, merias wajah bekas
sayatan, dsb.
Perlatihan:
Riaslah wajah teman anda berdasarkan peran atau profesi dari tokoh yang akan
dimainkan.
Buatlah rias karakter dengan membuat efek luka sayatan atau
jahitan di bagian wajah atau tangan. Bahan yang digunakan untuk merias luka,
kain kasa, kapas, plester/lem, saus tomat yang dingin atau pewarna lain yang
tidak membekas, eyes liner.
Carilah tokoh di internet yang kamu suka,
siapkan alat rias dan secara berpasangan riaslah tokoh tersebut.
Terimakasih telah datang, berkunjung pada Blog Celoteh Praja semoga pembahasan tentang Artistik, Panggung/Pentas, Dekorasi, Tata Lampu (Lighting), Tata Suara, Tata Busana dan Rias Wajah, dan memberi dan menambah ilmu baru seputar dunia Artistik, Drama, Teater dan lain sebagainya
Posting Komentar untuk "Mengenal Artistik, Panggung - Pentas, Dekorasi, Tata Lampu (Lighting), Tata Suara, Tata Busana dan Rias Wajah"