Latar Belakang dan Masalah Pokok Ekonomi Makro
Latar Belakang dan Masalah Pokok Ekonomi Makro
celotehpraja.com - Kali ini admin akan membagikan sebuah artikel tentang Latar Belakang Masalah Pokok Ekonomi Makro. Jika sebelumnya saya sudah membahas tentang Konsep Dasar Ilmu Ekonomi sebagai Ilmu Sosial Dalam artikel ini akan membahas Mengapa kita mempelajari Ekonomi Makro? bagaimana latar belakang sebuah masalah ekonomi makro dan apa saja masalah pokok ekonomi mako itu sendiri. Selain itu, pastinya akan kita ketahui Pengertian ekonomi makro.
1. Mengapa kita mempelajari Ekonomi Makro?
Ekonomi makro sangat akrab dengan keseharian, hal ini dapat dirasakan ketika mengikuti berita di media cetak (surat kabar) dan elektronik (televisi) setiap hari menginformasikan hal-hal, seperti pengangguran, inflasi, kurs rupiah terhadap US dolar, atau mata uang lainnya, tingkat bunga, dan harga saham. Peristiwa - peristiwa ekonomi makro sangat berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Para eksekutif perusahaan ingin meramalkan target penjual (jumlah permintaan terhadap produk mereka) tahun depan memerlukan data pertumbuhan pendapatan masyarakat, masyarakat berpenghasilan tetap akan selalu mengamati seberapa cepat harga akan naik, alumnus Perguruan Tinggi yang sedang mencari pekerjaan berharap perekonomian akan booming sehingga perusahaan akan menambah tenaga kerja.
Jika ilmu ekonomi makro dapat diterapkan dalam perekonomian untuk mengelola variabel ekonomi makro, seperti tingkat bunga, jumlah uang beredar, perpajakan, kurs dan iklim investasi, secara baik, maka dalam kondisi ekonomi makro seperti ini para enterpreneur akan mudah mengembangkan usahanya. Pengembangan usaha baru akan membuka lapangan pekerjaan. pengangguran akan rendah atau mahasiswa yang baru lulus akan mudah mendapat pekerjaan, harga barang dan jasa akan stabil, laba korporasi dan pendapatan masyarakat meningkat yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jika pertumbuhan ekonomi rendah (pertumbuhan perekonomian sedang melambat), pendapatan masyarakat menurun, permintaan masyarakat turun, laba korporasi menurun, korporasi mengurangi produksi, dan pekerjaan baru sulit didapat. Pengaruhnya yang besar dalam kehidupan manusia sehari-hari, maka kita perlu memahami cara kerja Ilmu Ekonomi Makro.
Kondisi perekonomian memengaruhi kehidupan setiap orang, isu ekonomi makro akan memainkan peranan penting dalam perdebatan pemilihan presiden, gubernur, dan bupati/walikota. Para pemilih akan memperhatikan isu-isu ekonomi (pengangguran, lapangan kerja, inflasi, dan infrastruktur) serta kebijakan ekonomi yang ditawarkan oleh para kandidat. Para kandidat berusaha menawarkan program-program ekonomi yang menyentuh kehidupan masyarakat dalam upaya merebut jumlah pemilih untuk memenangkan persaingan menjadi kepala pemerintahan.
2. Pengertian Ekonomi Makro
Definisi Ekonomi Makro Ilmu ekonomi terbagi dua, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro membahas perilaku unit-unit ekonomi (produsen, konsumen, pekerja, dan investor) secara individual dalam berinteraksi/mengambil keputusan di pasar. Ilmu ekonomi makro unit analisisnya adalah agregat (total) jadi jika kita menganalisis perilaku rumah tangga dan perusahaan secara bersama-sama (total) dalam suatu perekonomian. Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari struktur dan kinerja perekonomian secara nasional dan juga ilmu yang mempelajari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mempengaruhi kinerja perekonomian nasional.
Isu-isu yang dibahas antara lain:
- Apa penentu pertumbuhan jangka panjang perekonomian suatu negara? (Long-run Economic Growth)
- Apa penyebab kegiatan perekonomian suatu negara berfluktuasi? (Business Cycles)
- Apa penyebab pengangguran? (Unemployment)
- Apa penyebab kenaikan harga? (Inflation)
- Sebagai bagian dari ekonomi global, apa pengaruhnya bagi suatu negara? (International economy)
- Apakah kebijakan pemerintah dapat memperbaiki keadaan ekonomi nasional? (Macroeconomic Policies)
3. Latar Belakang Ekonomi Makro
Depresi Besar (The Great Depression) di Amerika Serikat mendorong lahirnya pemikiran tentang ekomi makro. Pada dekade tahun 20-an, perekonomian Amerika tumbuh dengan baik (sejahtera) di mana hampir setiap orang yang ingin memperoleh pekerjaan bisa mendapatkannya, pendapatan masyarakat naik secara signifikan dan tingkat harga stabil. Resesi yang dimulai pada bulan Oktober 1929 dengan hancurnya pasar modal dan sebanyak 1,5 juta orang menganggur. Titik terendah dari depresi ini adalah pada tahun 1933 ketika 25 persen dari angkatan kerja yang berjumlah 51 juta atau sebanyak 13 juta orang menganggur, banyak bank, pabrik dan usaha pertaniaan yang ditutup, jutaan orang Amerika hidup tanpa pekerjaan, rumah, dan makanan.
Depresi ekonomi Amerika merambat menjadi resesi ekonomi dunia tahun 1936 yang ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran dan turunnya produksi sampai pada titik terendah. Kebijakan ekonomi yang didasarkan pada ekonomi mikro gagal mengatasi depresi ini, karena pengangguran selalu di atas 14 persen dari angkatan kerja (terjadi pengangguran berkelanjutan) sampai tahun 1940. Situasi ini membuat para ekonom mengevaluasi kembali teori teori klasik Adam Smith dan kawan-kawannya beserta laissez-faire yang berkeyakinan bahwa depresesi akan pulih dengan sendirinya berdasarkan mekanisme pasar.
Pada saat produksi turun, perusahaan akan mengurangi permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan turun sehingga perusahaan meningkatkan pemakaian tenaga kerja sehingga pengangguran dan resesi hilang. Dalam situsi ini John Maynard Keynes, melahirkan suatu karya sebagai ”bapak ekonomi Money, setelah terjadi depresi ekonomi di negara kapitalis (Amerika) maka ia mengemukakan perlu adanya campur tangan pemerintah dalam mengatur perekonomian dalam bentuk kebijakan fiskal dan moneter.
4. Tiga Masalah Pokok Ekonomi Makro
Nah disini kita menjelaskan apa saja Tiga Masalah Pokok Ekonomi Makro. Ada tiga isu sentral yang menjadi kajian dalam perekonomian (Dornbusch & Fisher, 1994: 4), yaitu
- Pengangguran (Unemployment)
- Tingkat Inflasi (Inflation Rate)
- Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth)
a. Pengangguran (Unemployment)
Pengangguran adalah suatu keadaan di mana angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan belum mendapatkannya. Tingkat Pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang menganggur. Tingkat pengangguran adalah suatu indikator utama kesehatan ekonomi suatu negara, karena pengangguran berhubungan dengan tingkat output agregat perekonomian.Jumlah dan tingkat pengangguran yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) selalu menjadi hal yang menarik untuk dicermati oleh ekonom, politikus dan pengambil kebijakan.
Pengangguran yang terjadi dalam perekonomian pada jangka waktu tertentu selalu berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi kegiatan ekonomi. Pertanyaan yang mendasar adalah: Mengapa pengangguran terjadi? Dalam perekonomian memang tidak mungkin menekan tingkat pengangguran menjadi nol, tetapi jika tingkat pengangguran terlalu tinggi (melebihi 5 persen) akan mengganggu kinerja perekonomian.
Kelebihan penawaran terhadap tenaga kerja menurut pandangan klasik akan menyebabkan penurunan tingkat upah dan akhirnya akan mencapai keseimbangan baru. Kelebihan penawaran tenaga kerja (pengangguran) menurut pandangan Keynes dapat diatasi melalui intervensi pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter) untuk meningkatkan permintaan agregat. Selanjutnya akan dibahas pada Bab tersendiri.
b. Tingkat Inflasi (Inflation Rate)
Peningkatan harga secara umum (harga sekelompok barang) dalam suatu perekonomian disebut inflasi. Laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan dalam beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lain
Harga Sekelompok Barang. Ukuran untuk menentukan harga sekelompok barang yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI). IHK membandingkan harga sekelompok barang dan jasa secara relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumpulkan data-data tentang ribuan barang dan jasa, IHK mengubah harga dari berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga.
Bagaimana ekonom seharusnya mengagregatkan harga sekelompok (ribuan) barang dan jasa dalam suatu perekonomian menjadi suatu indeks tunggal yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur tingkat harga? Jika mereka menghitung harga rata-rata dari seluruh barang dan jasa maka akan menyamaratakan seluruh barang dan jasa tersebut. Perhitungan seperti itu tidak tepat sebab proporsi pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dan jasa tidak sama, seperti harga 1 kg daging dengan harga 1 kg pisang. BPS memberikan bobot yang berbeda pada berbagai jenis/kelompok barang dan jasa yang berbeda karena adanya perbedaan dalam harga.
Sebagai contoh, misalkan satu rumah tangga membeli 2 kg daging dan 4 kg pepaya setiap bulan. Pada tahun 2000, harga daging Rp 30.000.00,- per kg dan harga pepaya Rp 4.000.00,- sedangkan tahun 2009 harga daging Rp 60.000.00,- per kg dan harga pepaya Rp 8.000.00,- per kg. Maka kelompok barang tersebut yang terdiri dari 2 kg daging dan 4 kg pepaya, dan IHK nya adalah dengan rumus:
IHK pada contoh di atas menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar, IHK sebesar 200 menyatakan biaya yang harus dikeluarkan rumah tangga untuk membeli 2 kg daging dan 4 kg pepaya tahun 2009 naik sebesar 2 kali terhadap harga daging dan pepaya yang sama pada tahun 2000.
Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan:
- Inflasi ringan (Creeping Inflation) : Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga di bawah angka 10 persen
- Inflasi sedang : Inflasi sedang terjadi apabila kenaikan harga antara 10 -30 persen
- Hiperinflasi (Hyper Inflation) : Hiperinflasi terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 persen Selanjutnya akan dibahas pada bab tersendiri.
c. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth)
Product Domestic Bruto (PDB) adalah total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi yang ada dalam wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan PDB menggambarkan tingkat pertumbuhan kegiatan perekonomian suatu negara yang bisa dijadikan indikator perkembangan perekonomian suatu negara. Perekonomian dalam jangka panjang akan mengalami pasang surut (berfluktuasi) yang dikenal dengan siklus bisnis.
Fluktuasi kegiatan ekonomi diukur dengan fluktuasi PDB. Jika PDB mengalami penurunan dua kuartal berturut-turut maka perekonomian mengalami resesi. Resesi yang berkelanjutan dan mencapai titik terendah disebut depresi. Hubungan antara ketiga variabel ekonomi makro, yaitu Pengangguran (Unemployment), Tingkat Inflasi (Inflation Rate), Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) kurva Philip dan Okun’s Law menjelaskan hubungan antara pertumbuhan dengan pengangguran.
5. Instrumen Kebijakan yang Mempengaruhi
Instrumen kebijakan adalah berbagai perangkat kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk memengaruhi kinerja perekonomian nasional yang terdiri dari:
- Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)
- Kebijaka Moneter (Monetery Policy)
- Kebijakan Perdagangan Internasional (Foreign Trade Policy)
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam memengaruhi kinerja perekonmian dengan menggunakan instrumen kebijakan perpajakan dan anggaran belanja pemerintah. Apabila perekonomian dalam keadaan resesi instrumen kebijakannya adalah dengan menurunkan pajak dan atau meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendorong permintaan agregat yang akhirnya menghilangkan senjang resesi dan, demikian pula, sebaliknya.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam memengaruhi kinerja perekonomian dengan menggunakan instrumen jumlah uang yang beredar dan (atau) tingkat bunga. Apabila perekonomian dalam keadaan resesi pemerintah meningkatkan jumlah uang beredar, tingkat bunga turun, maka investasi akan naik, produksi meningkat, dan, akhirnya resesi hilang
3. Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah kebijakan pemerintah dalam memengaruhi perekonomian dengan menggunakan instrumen-instrumen, seperti tarif, kuota dan kebijakan nilai tukar (exchange rate policy)
6. Rangkuman Latar Belakang dan Masalah Pokok Ekonomi Makro
- Kegagalan ekonomi mikro dalam mengatasi depresi ekonomi dunia tahun 1930-an memaksa para ekonom memikirkan alternatif lain untuk memecahkan masalah tersebut, Keynes menyatakan bahwa perlunya campur tangan pemerintah dalam perekonomian suatu negara. Konsep tersebut menjadikan Keynes sebagai ”Bapak” Ilmu Ekonomi Makro.
- Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari struktur dan kinerja perekonomian secara nasional dan juga ilmu yang mempelajari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mempengaruhi kinerja perekonomian nasional.
- Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro adalah unit analisisnya. Ekonomi mikro unit analisinya adalah individu, sedangkan ekonomi makro unit analisisnya adalah total atau nasional/regional.
- Ada tiga isu sentral dalam ekonomi makro, yaitu pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi
- Pengangguran menunjukkan jumlah pekerja yang tidak bekerja dan secara aktif, sedang mencari pekerjaan atau selisih antarangkatan kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia
- Inflasi adalah persentase kenaikkan tingkat harga secara umum dalam priode tertentu dan dalam wilayah tertentu
- Pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan PDB menggambarkan tingkat pertumbuhan kegiatan perekonomian suatu negara yang bisa dijadikan indikator perkembangan perekonomian suatu negara
- Instrumen kebijakan adalah berbagai perangkat kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk memengaruhi kinerja perekonomian nasional yang terdiri dari: Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy), Kebijaka Moneter (Monetery Policy), Kebijakan Perdagangan Internasional (Foreign Trade Policy)
Sekian penjelasan tentang Latar Belakang dan Masalah Pokok Ekonomi Makro yang mungkin bisa membantu kawan-kawan semua untuk memahami sedikit tentang pengertian ekonomi makro, mengapa harus kita mempelajarinya, masalah apa saja yang kita hadapi di ekonomi makro dan penyelesainnya serta konsep dan instrumen didalammnya. Celotehpraja.com
Posting Komentar untuk "Latar Belakang dan Masalah Pokok Ekonomi Makro"