Rumus Perilaku Konsumen Produsen dan Biaya Produksi
Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen
celotehpraja.com - Artikel kali ini akan membahas tentang Konsumen dan Produsen yang tentunya diharapkan mampu memahami Perilaku konsumen, perilaku produsen, pendekatan utilitas kardinal, pendekatan utilitas ordinal, biaya produksi. Kemudian memahami perilaku konsumen dan perilaku produsen kaitannya dengan peran konsumen dan peran produsen dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.
Pada materi sebelumnya, kita telah mempelajari tentang Masalah Pokok Kebutuhan Manusia bidang Ekonomi. Tentunya Anda sering mengonsumsi berbagai macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, dan buku pelajaran. Apakah perilaku Anda dalam mengonsumsi kebutuhan-kebutuhan tersebut sama dengan orang lain? Begitupun dengan produsen. Bagaimanakah perilaku produsen dalam memproduksi barang-barang kebutuhan yang diperlukan oleh Anda?
Dalam artikel ini akan dipelajari materi perilaku konsumen dan perilaku produsen dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, Anda akan mendapatkan materi siklus arus uang dan arus barang (circular flow diagram) dalam perekonomian sederhana, yaitu perekonomian tiga sektor (rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan rumah tangga pemerintah), serta bagaimana peran konsumen dan produsen dalam perekonomian.
Rumus Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen
Abad ke–21 ini, perekonomian dunia telah mengalami perubahan yang luar biasa. Kegiatan ekonomi tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga ditujukan memenuhi kebutuhan yang ada di pasar.
Di samping itu, dengan kemajuan ekonomi yang pesat, kegiatan produksi telah mampu mengembangkan teknik produksi yang modern. Dengan demikian, produsen mampu memproduksi barang yang dibutuh- kan masyarakat dalam jumlah banyak dengan kualitas yang baik. Barang tersebut tidak saja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, tetapi dijual ke berbagai wilayah, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Namun, tidak semua kebutuhan konsumen dapat dipenuhi. Hal ini dikarenakan terbatasnya sumber daya ekonomi dan teknologi. Di samping itu, perusahaan dalam memproduksi barang juga mempertimbangkan faktor keuntungan. Adanya motif dalam mendapatkan laba, perusahaan cenderung melakukan usaha yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, menggunakan teknik produksi yang paling efisien. Dengan demikian, permintaan konsumen harus bertemu dengan yang ditawarkan oleh produsen (perusahaan).
1. Perilaku Konsumen
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang harus melakukan pilihan. Pilihan tersebut harus dilakukan agar pemenuhan kebutuhan dapat mencapai utilitas yang maksimal. Setiap orang berbeda dalam menentukan pilihannya. Sebagai contoh, apakah Anda akan sarapan pagi dengan makan nasi atau makan roti? Setelah sarapan pagi, apakah Anda akan minum teh, kopi, susu, atau air putih? Pengambilan keputusan atas berbagai pilihan yang ada akan membentuk pola perilaku konsumen.
Dalam teori perilaku konsumen, ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu sebagai berikut.
Pendekatan Utilitas Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach).
Dalam pendekatan ini, digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU). Untuk memahami penerapan pendekatan utilitas kardinal ini, misalnya setelah berolahraga, Anda akan merasa haus. Untuk menghilangkan rasa haus tersebut, Anda memutuskan untuk meminum air dalam gelas.
Kali pertama Anda meminum satu gelas air, Anda akan mendapatkan tingkat utilitas atau utilitas tertentu. Selanjutnya, Anda meminum air dalam gelas yang kedua. Dengan mengonsumsi air dalam gelas kedua, total utilitas Anda akan meningkat karena air dalam gelas kedua memberikan tambahan utilitas.
Demikian juga, jika Anda memutuskan untuk meminum air dalam gelas ketiga, nilai total utility akan bertambah karena air dalam gelas ketiga memberikan tambahan utilitas. Tambahan utilitas ini disebut utilitas marjinal atau marginal utility . Sejalan dengan hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal utility), semakin banyak Anda mengonsumsi air, utilitas tambahan yang diperoleh dari mengonsumsi air tersebut semakin berkurang.
Utilitas marjinal yang semakin berkurang muncul dari kenyataan bahwa kenikmatan yang Anda peroleh dari meminum air tersebut akan menurun sejalan dengan makin banyaknya air yang dikonsumsi. Dengan semakin berkurangnya utilitas tambahan tersebut, utilitas total akan meningkat dengan laju yang semakin menurun. Nilai utilitas total akan maksimum pada saat nilai utilitas marjinal sama dengan nol (MU = 0).
"Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan sama-sama disukai (indifference). Misalnya, ada dua barang X dan Y, konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis."
Pendekatan Utilitas Ordinal (Ordinal Approach)
Dewasa ini, para ahli ekonomi menolak gagasan tentang utilitas yang dapat diukur dengan angka-angka terhadap barang yang dikonsumsi sehari- hari. Kini telah dikembangkan pendekatan baru untuk menjelaskan prinsip memaksimumkan utilitas oleh seorang konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
Teori ini dikenal dengan teori utilitas ordinal, yang menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas sama (indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan kombinasi beberapa barang yang sama- sama disukai oleh konsumen, yaitu tidak ada pilihan untuk satu kombinasi dengan barang lain karena semuanya memiliki tingkat utilitas yang sama (atau jumlah utilitas yang sama) untuk konsumen.
Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya. Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit pakaian dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit pakaian dan 10 unit buku.
Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku lebih rendah daripada pengurangan 2 unit pakaian, Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen.
Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa kombinasi barang yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda akan memberikan utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.
Jika digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferen sebagai berikut.
Tabel 2.2 dan Kurva 2.2 merupakan salah satu dari berbagai kemungkinan yang tak terhitung banyaknya. Pembuatan tabel dan kurva semacam ini dapat diulang sebanyak yang diperlukan. Misalnya, Anda dapat membuat tabel dan kurva yang menggambarkan kombinasi barang yang memberikan tingkat utilitas yang lebih besar kepada konsumen.
Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan konsumsi kedua barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke kanan atas.
Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari titik nol. Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan peta indiferen (indifference map).
Sebagai contoh, Kurva 2.3 memperlihatkan kurva indiferen yang dikembangkan dari Kurva 2.2, yaitu sebagai berikut.
Jadi, kurva IC2 menggambarkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dibandingkan kurva IC1, kurva IC3 lebih tinggi dibandingkan kurva IC2, dan seterusnya.
Garis Anggaran (Budget Line)
Konsumen yang memiliki pendapatan tetap dalam membelanjakan uangnya dihadapkan pada berbagai pilihan barang. Misalnya, Anda memiliki pendapatan tetap sebagai pelajar seperti kiriman uang dari orangtua Anda sebesar Rp500.000,00 dan uang tersebut Anda belikan pakaian dan buku pelajaran.
Adapun harga pakaian adalah Rp20.000,00 per unit dan harga buku adalah Rp25.000,00 per unit. Anda akan menghabiskan uang yang ada untuk membeli pakaian dan buku. Anda dapat membelanjakan uang tersebut untuk membeli berbagai alternatif kombinasi pakaian dan buku.
Jika seluruh uang yang ada dibelanjakan untuk membeli pakaian, Anda dapat membeli 25 potong pakaian. Adapun jika digunakan untuk membeli buku, Anda dapat membeli 20 buku. Beberapa kemungkinan dari kombinasi pakaian dan buku tersebut terlihat pada Tabel 2.3 berikut.
Berdasarkan Tabel 2.3, dapat digambarkan kurva garis anggaran yang berbentuk garis lurus. Kurva garis anggaran menunjukkan seluruh kombinasi dari kedua barang yang mungkin terjadi, sehingga seluruh pendapatan konsumen habis dibelanjakan. Dengan demikian, garis anggaran menggambarkan semua kombinasi barang-barang yang tersedian bagi rumah tangga pada penghasilan atau pendapatan tertentu dan pada harga barang-barang yang dibelinya.
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.
2. Perilaku Produsen
Pengertian Produksi
Sebelum memahami perilaku produsen, terlebih dahulu pahami makna produksi itu sendiri. Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Penghasil barang dan jasa dinamakan produsen. Barang dan jasa dapat disebut juga barang.
Pengertian produksi secara sempit adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. Secara luas, produksi dapat diartikan sebagai segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dengan demikian, produksi meliputi semua perbuatan atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku-buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan
Kegiatan produksi merupakan suatu sistem artinya bahwa terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan memengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Di samping itu, kegiatan produksi merupakan suatu proses artinya bahwa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan.
Dilihat dari bidang garapannya, produksi dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
1) Produksi Ekstraktif
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan ekstraktif, yaitu dengan cara mengambil kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa mengubah sifat maupun bentuk barangnya. Contohnya, adalah perusahaan penambangan dan perusahaan penangkapan ikan di laut.
2) Produksi Agraris
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan agraris, yaitu dengan cara mengolah sumber daya alam terlebih dahulu sehingga meng- hasilkan barang baru. Misalnya, mengolah tanah pertanian, membuat perkebunan kelapa sawit, dan pemeliharaan ikan bandeng. Dengan demikian, pengertian agraris tidak hanya mencakup pertanian saja, tetapi juga peternakan.
3) Produksi Industri
Kegiatan yang dilakukan pada perusahaan industri berhubungan dengan usaha dan kegiatan manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan ini pada dasarnya adalah usaha untuk mempertinggi kegunaan dan nilai barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya, industri penggergajian kayu, industri sepeda motor, industri mobil, industri pesawat terbang, industri pakan ayam, dan industri obat-obatan.
4) Produksi Perdagangan
Kegiatan yang dilakukan perdagangan berhubungan dengan penyaluran hasil produksi dari produsen kepada konsumen. Dengan kata lain, perusahaan ini melakukan kegiatan jual beli barang sehingga terjadi perpindahan hak milik dari barang tersebut. Penyaluran barang dari produsen ke konsumen dapat melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
- Secara langsung dari produsen ke konsumen. Contohnya penjual bakso menjual bakso langsung ke konsumen.
- Secara semi-langsung, yaitu melalui perantara. Contoh produsen menjual ke pedagang eceran, misalnya, warung, toko, supermarket. Kemudian, pedagang eceran menjualnya ke konsumen.
- Secara tidak langsung, yaitu melalui beberapa perantara. Contoh dari produsen ke grosir. Kemudian, ke pedagang eceran baru ke konsumen.
5) Produksi Jasa
Walaupun produksi jasa tidak berwujud konkret, tetapi manfaatnya dapat dirasakan. Adapun jenis-jenis dari perusahaan jasa, yaitu:
- jasa bisnis, seperti bank, konsultan, dan lembaga keuangan lainnya;
- jasa perdagangan, seperti supermarket, toko, warung, dan usaha perawatan dan perbaikan;
- jasa infrastuktur, seperti jasa komunikasi dan transportasi;
- jasa sosial atau personal, seperti restoran dan kesehatan;
- administrasi publik, seperti pendidikan dan pemerintahan.
Fungsi Produksi
Proses produksi memerlukan sejumlah faktor-faktor produksi (input) yang digunakan dan masuk dalam proses produksi untuk menghasilkan sejumlah barang (output). Jumlah output ini bergantung pada faktor- faktor produksi (input) yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara jumlah input yang digunakan dan jumlah output yang dapat dihasilkan disebut fungsi produksi (production function). Jadi, fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah output maksimum yang dapat diproduksi dan faktor-faktor produksi (input) yang diperlukan untuk menghasilkan output dengan tingkat teknologi tertentu. Secara matematis, fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = f (K, L)
Keterangan
- Q = jumlah output yang dihasilkan
- f = menunjukkan hubungan fungsional antara jumlah output yang dihasilkan dan input (K dan L)
- K = kapital atau barang modal
- L = labor atau tenaga kerja
Dalam fungsi produksi tersebut, barang modal dianggap sebagai faktor produksi tetap. Adapun tenaga kerja merupakan faktor produksi variabel.
Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan sebagian keseluruhan faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk. Dalam kegiatan perusahaan, biaya produksi dihitung berdasarkan jumlah produk yang siap dijual. Biaya produksi sering disebut ongkos produksi. Berdasarkan definisi tersebut, pengertian biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai di pasar, atau sampai ke tangan konsumen.
1) Komponen Biaya Produksi
Berdasarkan komponen yang menyusunnya, biaya produksi meliputi unsur-unsur:
- bahan baku atau bahan dasar, termasuk bahan setengah jadi;
- bahan-bahan pembantu atau bahan penolong;
- upah tenaga kerja tidak terdidik dan tenaga kerja terdidik;
- penyusutan peralatan produksi;
- bunga modal;
- sewa (gedung atau peralatan yang lain);
- biaya pemasaran, seperti biaya penelitian dan analisis pasar produk, biaya angkutan dan pengiriman, dan biaya reklame atau iklan;
- pajak perusahaan.
2) Jenis-Jenis Biaya Produksi
Penggolongan jenis-jenis biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
- Biaya tetap/fixed cost (FC), yaitu biaya yang dalam periode waktu tertentu jumlahnya tetap, tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Contohnya, penyusutan peralatan, sewa gedung atau penyusutan gedung, pajak perusahaan, dan biaya administrasi.
- Biaya variabel/variable cost (VC), yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dalam hal ini, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah biaya variabelnya. Contohnya, biaya bahan baku dan upah tenaga kerja yang dibayar berdasarkan jumlah produk yang dihasilkannya.
- Biaya total/total cost (TC) adalah jumlah seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut.
TC = FC + VC
Keterangan
- TC = biaya total (total cost)
- FC = biaya tetap (fixed cost)
- VC = biaya variabel (variable cost)
Persamaan tersebut jika digambarkan kedalam kurva akan tampak seperti Kurva 2.6 berikut.
3) Biaya rata-rata/average cost (AC)
adalah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan. Besarnya AC dapat dihitung dengan cara membagi TC dengan Q. Jadi, AC dapat dirumuskan:
AC = TC/Q
Keterangan
- AC = biaya rata-rata (average cost)
- TC = biaya total (total cost)
- Q = kuantitas barang dan jasa
4) Biaya marjinal/marginal cost (MC)
merupakan biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MC karena adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menambah jumlah produk yang dihasilkannya. MC dapat dihitung dengan cara membagi tambahan TC (ΔTC) dengan tambahan Q (ΔQ). Jadi, MC dapat dirumuskan sebagai berikut.
Untuk memperjelas perhitungan biaya rata-rata, biaya total dan biaya marjinal dapat terlihat pada Tabel 2.4 berikut.
Berdasarkan Tabel 2.4 tersebut, AC menunjukkan penurunan (perhatikan ketika Q dari 60 menjadi 70). Akan tetapi setelah Q = 70, AC juga menunjukkan kenaikan. Untuk MC, mula-mula (sampai dengan Q= 40) menunjukkan penurunan. Akan tetapi setelah Q = 40, MC sudah mulai naik, sementara AC masih menurun. Ketika Q = 80, ternyata MC sudah berada di atas AC.
Sekian artikel penjelasan tentang Rumus Perilaku Konsumen Produsen dan Biaya Produksi yang dijabarkan dalam beberapa bagianKonsumen dan Produsen yang tentunya diharapkan mampu memahami Perilaku konsumen, perilaku produsen, pendekatan utilitas kardinal, pendekatan utilitas ordinal, biaya produksi..
Posting Komentar untuk "Rumus Perilaku Konsumen Produsen dan Biaya Produksi"