Siklus Bisnis Ekonomi
Siklus Bisnis Ekonomi
Celotehpraja.com - Artikel kali ini adalah materi tentang Siklus Bisnis dalam ekonomi. Disini kita akan membahas tentang Pengertian/Terminologi Siklus Bisnis, Teori Siklus Bisnis, Siklus Ekonomi Indonesia, dan Siklus Ekonomi Global. Namun sebelum lanjut ada baiknya kami informasikan juga bahwa sebelumnya mimin sudah membagikan artikel tentang Ringkasan Materi Lengkap Perdagangan Internasional. Ok, mari lanjut ke topik pembahasan.
Siklus Bisnis Ekonomi. Perubahan permintaan agregat (perubahan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor) pada tingkat harga tertentu akan mempengaruhi produksi barang dan jasa. Pada gilirannya, hal tersebut akan menimbulkan gejolak (real shock) dalam perekonomian.
Gejolak output (naik/penurunan) dan kesempatan kerja atau fluktuasi pertumbuhan PDB yang mencerminkan fluktuasi kegiatan perekonomian. Perekonomian suatu negara dalam jangka panjang akan mengalami fluktuasi (pasang surut). Pemahaman tentang penyebab fluktuasi agregat (fluktuasi output) adalah tujuan utama dari ekonomi makro. Peranan pemerintah suatu negara adalah memperkecil fluktuasi output (PDB) dengan kebijakan fiskal dan moneter.
1. Terminologi Siklus Bisnis
Terminologi Siklus Bisnis. Siklus bisnis adalah fluktuasi (naik turunnya) output dan kesempatan kerja secara periodik. Perekonomian akan mengalami fluktuasi diindikasikan oleh naik turunnya PDB dan kesempatan kerja yang merupakan indikator perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam jangka pendek (short run) fluktuasi ini disebabkan antara lain oleh perubahan permintaan agregat dan dalam jangka panjang fluktuasi disebabkan oleh perubahan oleh perubahan modal, kualitas tenaga kerja dan teknologi produksi. Fluktuasi naik turunya kegiatan ekonomi (siklus bisnis) dapat dikelompokan sebagai berikut:
- Lembah (Slump) : Titik terendah ditandai dengan tingginya pengangguran, tingkat permintaan rendah, bila dibandingkan dengan kapasitas produksi yang tersedia untuk menghasilkan barang-barang konsumsi.
- Pemulihan (Recovery) : Pemulihan terjadi apabila titik terendah terlampui dan mulai terjadi titik balik. Gejala terjadinya tahap pemulihan adalah: mesin-mesin tua mulai diganti, kesempatan kerja, pendapatan, dan pengeluaran konsumsi mulai meningkat, investasi baru mulai dilakukan, produksi meningkat dan pengangguran berkurang.
- Puncak (Peak=boom) : Masa puncak merupakan tertinggi dari siklus ekonomi. Pada masa puncak terjadi penggunaan kapasitas pada tingkat tertinggi, kekurangan tenaga kerja (terutama tenaga kerja terampil) dan bahan baku mulai dirasakan. Output hanya dapat ditingkatkan dengan melakukan investasi yang menambah kapasitas.
- Resesi (Recession) : Resesi merupakan titik balik dari masa puncak kegiatan ekonomi, ditandai dengan jatuhnya GNP riil dalam dua kuatal berturut-turut. Permintaan menurun dan sebagai akibatnya produksi dan kesempatan kerja berkurang, pendapatan rumah tangga menurun dan permintaan menurun.
- Titik Balik (Turning points) : Titik dimana suatu resesi dimulai sering disebut titik balik teratas (upper turning point). Titik dimana suatu pemulihan dimulai titik balik terbawah (lower turning point).
Jika PDB riil mengalami penurunan dalam dua kuatal berturut-turut (Lipsey dan Courant, 1995: 426) maka hal tersebut merupakan suatu indikasi terjadinya resesi, titik terendah dari resesi adalah lembah (slump), jika titik terendah terlampaui perekonomian suatu negara mengalami pemulihan dan akhirnya mencapai titik tertinggi (boom/peak) ditandai dengan penggunaan kapasitas produksi tertinggi, kekurangan tenaga trampil dan bahan baku dan seterusnya hal tersebut disebut siklus ekonomi.
2. Teori Siklus Bisnis
Teori Siklus Bisnis. Output perekonomian dapat berfluktuasi baik karena tingkat output alami (natural rate of output) berfluktuasi atau karena output perekonomian menyimpang dari tingkat alamiahnya. Untuk penyederhaan diambil dua teori dari beberapa teori yang ada (Parkin, 2010: 7120).
1. Teori Siklus Bisnis Riil (Real Business Cycle Theory)
Teori ini menjelaskan fluktuasi ekonomi (fluktuasi pertumbuhan ekonomi) disebabkan oleh perubahan teknologi produksi, dan dari sumber lainnya seperti gangguan-gangguan dari luar negeri (international disturbance), fluktuasi cuaca (climate fluctuations), dan bencana alam (natural disasters)
2. Teori Siklus Keynesian Baru (New Keynesian Cyccle Theory)
Teori siklus Keynesian baru menekankan bahwa pada kenyataan tingkat upah (money wage rates) hari ini hasil negosiasi (tidak otomatis berubah/rigid) dari masa lalu, ini berarti ekspektasi rasional masa lalu tentang harga sekarang mempengaruhi tingkat upah dan posisi SRAS (short-run aggregate supply). Fluktuasi jangka pendek timbul karena deviasi dari permintaan agregat dan penawaran agegat.
3. Krisis Ekonomi Indonesia tahun 1997
Definisi krisis, Frankel dan Rose mendefinisikan krisis keuangan adalah perubahan nilai tukar nominal melebihi 25% dalam satu tahun dengan menggunakan data tahunan.Sedangkan Eichengreen, Rose dan Wypplosz (1995), Kaminsky, Lizondo danReinhart (KLR) (1998) mengkombinasikan informasi atas naiknya tingkat bunga, turunnya cadangan devisa dan depresiasi mata uang yang besar kedalam suatu indeks. Mereka mendefinisikan krisis bila indeks krisis melebihi batas ambang. Indeks diukur dengan rata-rata tertimbang pada tiga macam indikator tersebut (perubahan nilai tukar Rp/dollar, perubahan tingkat bunga dan perubahan cadang devisa).
Golstein, Kaminsky dan Reinhardt (disingkat GKR) (2000) mengembangkan pendekatan non parametrik (signal approach) khusus untuk Negara-negara “emerging market”. Mereka mencoba mendefinisikan krisis keuangan sebagai suatu situasi di mana terjadinya serangan terhadap mata uang yang mengarah pada pengurangan cadangan devisa secara substansial, atau terjadinya penurunan mata uang lokal terhadap mata uang asing secara tajam. Sedangkan krisis perbankan adalah terjadinya penarikan uang secara besar-besaran (rush) dari pemiliknya di perbankan.
Krisis diawali dengan adanya krisis mata uang di kawasan Asia, diantaranya merosotnya nilai tukar Bath Thailand terhadap dolar AS sebesar 27,8 persen pada triwulan ketiga 1997, kemudian disusul melemahnya nilai tukar mata uang won Korea Selatan, Ringgit Malaysia, dan Rupiah terhadap dolar As. Sedangkan faktor internal atau dalam negeri antara lain besarnya hutang jangka pendek internasional sementara cadangan devisa kecil, perbankan dan korporasi yang rapuh, manajemen ekonomi yang buruk, serta hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah.
Merosotnya nilai rupiah terhadap dolar lebih dari 500 persen dalam waktu pendek yang direspon dengan kebijakan uang ketat yang meningkatkan suku bunga SBI lebih dari 300 persen telah menghancurkan sektor keuangan khususnya perbakan dan sektor riil. Apalagi berbagai kebijakan untuk mengatasi krisis yang kurang tepat serta adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari krisis tersebut telah membuat krisis ekonomi Indonesia lebih hebat dari negara Asia lainnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok tajam hingga menjadi negative 13,7 persen. Biaya rekapitulasi perbankan 50 persen dari PDB Indonesia.
4. Fluktuasi Ekonomi Indonesia
Pada tahun 1990 sd 1996 fluktuasi perekonmian Indonesia adalah stabil tetapi pada tahun 1997 terjadi penurunan yang signifikan dari pertumbuhan PDB dari 7,8 persen mejadi 4,7 persen hal ini disebabkan krisis perbankan yang melanda Indonesia ditandai dengan kredit macet (tingkat bunga naik) dan investasi turun.
Perekonomian Indonesia mengalamai resesi. Pada tahun 1998 krisis ekonomi melanda Indonesia ditandai dengan terdepresiasinya rupiah secara tajam, inflasi yang tinggi dan suku bunga naik secara tajam (lihat tabel 7.2) sehingga perekonomian Indonesia berada dititik terendah (slump atau depresi).Resesi ekonomi global tahun 2008 dampaknya juga dirasakan oleh perekonomian Indonesia pada tahun 2009, ditandai turunnya pertumbuhan ekonomi dari dari 6,0 persen menjadi 4,5 persen. Resesi perekonomian dunia tahun 2009 menjadikan hampir semua negara mengalami pertumbuhan negatif, tiga negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang positif adalah: Indonesia, Cina, dan India.
5. Siklus Perekonomian Global
Resesi ekonomi tahun 1973-1974 disebabkan oleh embargo minyak oleh negara OPEC (perang Yom Kippur) menyebabkan harga minyak naik dari $4,31 menjadi $10,11 (134,5%) yang disebut dengan gejolak minyak pertama (fist oil shock). Hal ini menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi negara-negara maju (andvanced economies) melebihi 3 persen. Resesi tahun 1981 disebabkan oleh revolusi Iran April 1979 dan perang Iran-Irak Juli.
1980 yang mengakibatkan harga minyak naik dari $15,85 menjadi $39,50 per barel atau naik 149,2% yang dikatakan dengan gejolak minyak kedua (second oil shock) dan turunnya pertumbuhan ekonomi negara maju (andvanced economies) mendekati 3 persen. Resesi tahun tahun 1990 disebabkan invasi Irak ke Kuwait pada Juli sampai dengan November 1990 akibatnya harga minyak naik dari $418,63 menjadi $32,30 per barel atau naik 73,4% pertumbuhan ekonomi dunia turun melebihi -1,5 persen.
Tahun 2001 pengeboman WTC (World Trade Center) menyebabkan perdagangan saham terbesar di dunia tersebut diikuti terjadinya resesi ekonomi di Amerika Serikat yang berimbas turunnya pertumbuhan perekonomian dunia (melebihi 1 persen). Resesi Global Juli 2008 sd Februari 2009 diawali oleh krisis keuangan dan bursa saham di Amerika Serikat berimbas kepada perekonomian global diindikasikan dengan turunnya pertumbuhan ekonomi dunia terutama negara berkembang (emerging dan developing economies) mendekati 3 persen dan harga minyak dari $133,95 menjadi $39,16 per barel atau turun 70,7 %
6. Krisis Ekonomi Global
Diawali dengan krisis ekonomi Amerika Serikat (akhirnya menjadi krisis global) berawal dari investasi yang dilakukan oleh institusi-institusi keuangan Amerika dalam subprime mortgage. Subprime mortgage adalah surat piutang nasabah pada saat bank-bank menyalurkan kreditnya (kredit perumahan secara besar-besaran tanpa memperhatikan kemampuan untuk mencicil) dijual kepada insitusi keuangan dalam bentuk surat hutang yang bisa diperjual belikan. Pada saat kredit perumahan menjadi macet sampai pada taraf yang mengkhawatirkan, otomatis institusi maka investor subprime mortgage mengalami kerugian besar. Beberapa institusi keuangan besar seperti Lehmann Bros, Meryll Lynch, dan AIG pun jatuh dan pemerintah harus turun tangan menyediakan subsidi.
Saham perusahaan dijual kepada investor asing. Akibat jatuhnya institusi keuangan tersebut berdampak pada kinerja saham mereka di lantai bursa, harga saham mereka jatuh secara tajam, mengakibatkan indeks bursa saham Amerika (DJIA), karena institusi keuangan memiliki kapitaliasi pasar yang cukup signifikan. Akhirnya investor-investor mulai menarik dananya dari bursa, sehingga kejatuhan indeks bursa semakin parah. Penarikan dana juga dilakukan di bursa-bursa secara global, karena dengan golbalisasi (kemajuan teknologi informasi) perdagangan saham dilakukan hampir di seluruh dunia (termasuk Indonesia). Berdasarkan hal tersebut maka kejatuhan harga saham di Amerika berdampak kepada bursa saham diseluruh dunia.
7. Dampak Resesi Global terhadap Perekonomian Indonesia
Resesi ekonomi global yang berimbas kepada ekonomi Indonesia pada tahun 2009 diindikasikan dengan turunnya konsumsi dari 64,3 persen terhadap PDB (rata-rata tahun 2000-2008) menjadi 58,8 persen terhadap PDB pada tahun 2009. Investasi mengalami penurunan dari 31,3 persen terhadap PDB (rata-rata tahun 2000-2008) menjadi 24,3 persen tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi turun mejadi 4,8 persen dari 5,1 persen (rata-rata tahun 2000- 2008) dan kurs rupiah turun drastis dari Rp 9.246,- rupiah per dolar Amerika menjadi Rp 10.390,- per dolar Amerika. Tingkat inflasi turun memjadi 4,8 persen karena krisis likuiditas dan penurunan permintaan.
8. Rangkuman Siklus Bisnis Ekonomi
- Siklus ekonomi adalah fluktuasi ekonomi diukur dari naik turunnya output dan kesempatan kerja secara periodik.
- Sumber fluktuasi (pasang surut) ekonomi disebabkan oleh gejolak permintaan agregat atau oleh perubahan teknologi produksi, dan dari sumber lainnya seperti gangguan-gangguan dari luar negeri (international disturbance), fluktuasi cuaca (climate fluctuations), dan bencana alam (natural disasters) .
- Teori silkus bisnis:
- Teori siklus bisnis riil, teori ini menjelaskan bahwa siklis bisnis terjadi karena fluktuasi variabel riil (teknologi produksi), dengan asumsi upah dan harga dengan cepat menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar
- Ilmu Ekonomi Keynesian Baru (New Keynesian Economics)ini berasumsi bahwa dalam jangka pendek upah dan harga adalah sticky atau rigid (kaku) dan fluktuasi jangka pendek timbul karena deviasi dari permintaan agregat dan penawaran agegat.
- Siklus ekonomi Indonesia tahun 1990- 2010 mengalami fluktuasi dengan titik terendah terjadi depresi (slump) pada tahun 1998 dengan penurunan pertumbuhan ouput sebesar -13,1 persen dan tingkat pengangguran 5,5 persen
- Siklus ekonomi global tahun 1970 - 2009 embargo minyak oleh negara OPEC pada tahun 1974 menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi negara maju melebihi 3 persen, resesi ekonomi tahun 1981 akibat perang Iran - Irak turunnya pertumbuhan ekonomi negara maju (andvanced economies) mendekati 3 persen dan resesi ekonomi global tahun 2009 mengakibatkan turunnya pertumbuhan, ekonomi dunia mendekati 3 persen.
Ok gan sekian dulu artikel tentang siklus bisnis ekonomi makro konsep siklus bisnis ekonomi siklus bisnis pertumbuhan ekonomi siklus bisnis dalam ekonomi adalah Siklus Bisnis Ekonomi semoga bermanfaat..
Posting Komentar untuk "Siklus Bisnis Ekonomi"